Pengertian Litosfer dan Jenis Batuan Pembentuknya - Triple R Magazine
Pengertian Litosfer dan Jenis Batuan Pembentuknya

Pengertian Litosfer dan Jenis Batuan Pembentuknya

Share This
Litosfer merupakan Lapisan kerak bumi paling atas yang terdiri dari batuan dan mineral. Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Terdapat dua tipe litosfer
  1. Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samudra. Memiliki ketebalan 50-100 km
  2. Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua. Memiliki kedalaman 40-200 km.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan sebagai berikut.


  1. Lapisan Barisfer yaitu lapisan inti bumi dan merupakan bahan padat yang tersusun dari nife (nikel dan ferrum = besi) 
  2. Lapisan Perantara yaitu lapisan yang terdapat di atas lapisan nife setebal 1.700 km. Lapisan perantara ini disebut juga lapisan Astenosfer (mantel). 
  3. Lapisan Litosfer yaitu lapisan yang terletak di atas lapisan astenosfer dengan ketebalan 1.200 km. Berat jenis 2,8 g/cm kubik. Litosfer terdiri atas dua bagian : 
  • Lapisan Sial, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun dari silikon dan alumunium. Dalam lapisan ini terdapat batuan sedimen, granit, andesit dan jenis-jenis batuan metamorf. Memiliki ketebalan rat-rata 35 km.
  • Lapisan Sima, yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas unsur silikon dan magnesium. Lapisan sial mengandung mineral foremagnesium dan batuan basalt. Memiki ketebalan rata-rata 65 km.

Batuan Pembentuk Kulit Bumi

Induk segala batuan ialah magma. Batuan pembentuk kulit bumi mengalami siklus atu daur ulang. yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, menjadi batuan beku, sedimen, dan batuan metamorf, dan kembali lagi menjadi magma. Berikut adalah siklus dari pembentukan bumi :
  • Magma panas keluar melalui diaterma 
  • Lava mendingin membentuk batuan beku 
  • Cuaca mengubah bentuk batuan 
  • Hancuran batuan dibawa oleh sungai menuju lautan  
  • Hancuran batuan mengendap di dasar samudra dan membentuk batuan sedimen baru.
Batuan penyusun kulit bumi dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Batuan Beku

Batuan jenis ini adalah batuan yang terbentuk karena pendinginan magma pijar yang menjadi padat. Berdasarkan tempat pendinginannya terdapat tiga jenis batuan beku, yaitu : 

1. Batuan beku dalam  

pembekuannya terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginannya sangat lambat. Hal ini mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan sempurna dan kompak. Struktur mineral seperti itu disebut struktur plutonik atau granitas atau holokristalin. Batuan beku dalam juga disebut juga batuan abyssis.
Contoh : batuan granit, diorit, sienit, dan gabro

2. Batuan beku gang atau korok 

sisa magma yang masih cair itu meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api. Kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuannya relatif cepat, sehingga hablur-hablur (kristal-kristal) yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam. Struktur batuan beku gang ini disebut struktur forfirit.
Contoh : granit, forfirit, diorit forfirit, dan sienit

3. Batuan beku luar 

batuan beku macam ini terjadi dari magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku. Proses pembekuannya cepat sekali, sehingga tidak sempurna membentuk kristal (hablur). Oleh karena itu strukturnya pun disebut amorf (tidak berbentuk).
Contoh : basalt, andesit, dan obsidia.
 

 2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi.  terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic); pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenik; dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Jenis batuan umum seperti batu kapur, batu pasir, dan lempung, termasuk dalam batuan endapan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. 
  • Berdasarkan proses pengendapannya
    • batuan sedimen klastik (dari pecahan pecahan batuan sebelumnya)
    • batuan sedimen kimiawi (dari proses kimia)
    • batuan sedimen organik (pengedapan dari bahan organik)
  • Berdasarkan tenaga alam yang mengangkut
    • batuan sedimen aerik (udara)
    • batuan sedimen aquatik (air sungai)
    • batuan sedimen marin (laut)
    • batuan sedimen glastik (gletser)
  • Berdasarkan tempat endapannya
    • batuan sedimen limnik (rawa)
    • batuan sedimen fluvial (sungai)
    • batuan sedimen marine (laut)
    • batuan sedimen teistrik (darat)
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.
  • Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
  • Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
  • Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
  • Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
  • Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
 

3. Batuan Metamorf

Batuan metamorf (atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Penelitian batuan metamorf (saat ini tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan kita informasi yang sangat berharga mengenai suhu dan tekanan yang terjadi jauh di dalam permukaan bumi.

Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi berikut ini.


  • Batuan Metamorf Kontak. Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Adanya suhu yang sangat tinggi menyebabkan terjadinya perubahan bentuk maupun warna batuan. Contohnya batu kapur (gamping) menjadi marmer.
  • Batuan Metamorf Dinamo. Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama. Contohnya batu lumpur (mud stone) menjzdi batu tulis (slate). Batuan ini banyak dijumpai di daerah patahan atau lipatan.
  • Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis. Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada magma. Contohnya kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topas.

6 comments:

  1. Terlalu umum. Kurang geologi ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. anda buatlah tulisan tandingan yang lebih geologi lagi, agar bisa melengkapi artikel ini.

      Delete
  2. kalau terlalu geologi gak banyak yang bisa paham...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul, saya sengaja membuatnya secara umum untuk memudahkan pembaca memahami. Tidak terlalu geologi sehingga takut orang-orang pembaca awam tidak mengerti dan tidak tertarik untuk membacanya.

      Delete
  3. Terimakasih ya infonya, sangat membantu saya dalam mengerjakan tugas!

    ReplyDelete

Bijak berkomentar, bijak pula dikomentari.

Pages