Mumi
adalah sebuah mayat yang diawetkan, baik dengan paparan disengaja
maupun menggunakan bahan kimia, didinginkan atau disimpan di ruangan
kering dan kedap udara. Mumi paling terkenal di dunia adalah mumi yang
dibalsem dengan tujuan pengawetan tertentu. Hal ini
banyak dilakukan oleh orang Mesir kuno. Bagi mereka, badan adalah
tempat penting bagi seseorang dalam masa setelah hidup. Memang, selama
ini masyarakat selalu mengidentikan mumi dengan kehidupan Mesir kuno.
Terlebih dengan adanya piramida sebagai tempat penyimpanan mumi Firaun.
1. Museum Nasional Mesir
Museum ini terletak di sisi utara Bundaran Tahrir, tempat berlangsungnya unjuk rasa jutaan massa yang kemudian menumbangkan Rezim Presiden Hosni Mubarak . Akibat kerusuhan saat itu, sempat terjadi penjarahan dan kerusakan pada museum tersebut. Untungnya, kerusuhan serta penjarahan tersebut tidak menjamah kamar mumi Firaun dan ruang penyimpanan emas, perak serta berlian yang tak ternilai harganya, sebagai peninggalan raja-raja Mesir kuno. Ruangan harta karun ini terletak di lantai dua dan berpintu besi.
Di museum yang memiliki koleksi 23 mumi ini, pengunjung dikenakan biaya atau tiket masuk seharga 120 ribu rupiah. Bagi mereka yang ingin masuk ke kamar mumi, maka akan dikenakan lagi biaya sebesar 300 ribu rupiah. Di museum ini, mumi ditempatkan di dua ruangan atau kamar. Satu kamar berisi 11 mumi dan di kamar lainnya lagi terdapat 12 mumi. Setiap mumi ditempatkan di dalam kotak kaca bening persegi panjang yang dilengkapi dengan alat elektronik untuk mengamati dan menjaga tingkat kelembabam suhu di sekitarnya. Menurut catatan museum, mumi-mumi tersebut ditemukan pada tahun 1898 di gudang makanan dan perlengkapan makam Raja Amenhotep II di daerah yang disebut Wadi Al Muluk.
Mumi yang ada di museum ini, semasa hidupnya bukan orang sembarangan. Mumi-mumi tersebut kebanyakan adalah Firaun yang menurut bahasa Mesir berarti raja atau penguasa. Di antara mumi yang ada di museum itu adalah Mumi Ramses II yang meninggal di usia 60 akibat diracun dan Ramses IV yang meninggal di usia 50 tahun. Ada juga mumi pendeta amun yang berkuasa di wilayah Mesir Selatan dan menetapkan Thebes sebagai ibukota religius Mesir kuno. Ada juga Raja Amenhotep I, dinasti 18 yang memerintah tahun 1525 hingga 1594 sebelum masehi di Deir Al Bahri.
2. Museum Mumi Guanajuato Di Meksiko
Di Meksiko terdapat sebuah museum unik, yaitu yang hanya menjadikan mumi sebagai obyek yang dipamerkan kepada pengunjungnya. Mumi-mumi tersebut dipercaya memiliki daya tarik tersendiri terhadap para pengunjung sehingga banyak orang yang kerap datang lagi ke museum ini. Selain kondisinya yang masih sangat bagus, mumi-mumi yang ditemukan pada tahun 1883 itu masih bisa memperlihatkan ekspresi wajahnya. Puluhan mumi yang ada di museum ini terbentuk secara alami akibat wabah kolera di Kota Guanajuato. Para peneliti menyimpulkan, proses mumifikasi yang terjadi adalah karena faktor alami, yaitu kelembaban dan iklim Meksiko yang sangat cocok.
Dari koleksi 111 mumi yang ada, paling mengerikan adalah mumi bayi yang mengenakan pakaian tradisional Meksiko. Sedangkan mumi pertama dipamerkan tahun 1865 yaitu Dokter Remigio Leroy. Kebanyakan mumi disimpan pada tahun 1865 hingga 1958, ketika undang-undang mensyaratkan warga setempat membayar pajak pemakaman. Jika ada warga yang tidak bisa membayar pajak, maka mereka akan kehilangan hak untuk tempat di kuburan atau pemakaman. Mereka yang mati dan tidak membayar pajak kemudian disimpan dan dijadikan mumi.
3. Capuchin Catacombs Di Italia
Orang bisa saja bicara jika mumi identik dengan pyramida atau kehidupan kuno kota Mesir. Tapi jangan salah, untuk museum mumi terbesar di dunia, letaknya bukan di negara Mesir melainkan di Italia. Adalah pemakaman Katakombe atau Capuchin Catacombs di Italia yang merupakan museum terbesar dengan koleksi mumi terbanyak di dunia. Selain jumlah mumi yang mencapai ribuan, museum ini juga memiliki daya tarik tersendiri, yaitu mumi atau mayat seorang anak bernama Rosalia Lombardo yang meninggal tahun 1920. Hingga saat ini, kondisi tubuh mayat bocah itu masih utuh.
Di tempat ini, terdapat 8000 mumi berpakaian lengkap yang disemayamkan. Museum Catacombs ini pada awalnya adalah sebuah pemakaman yang dibangun pada abad 16 oleh para biarawan. Mumi pertama yang menempati pemakaman ini adalah mayat salah satu dari biarawan tersebut yang bernama Silvestro tahun 1599. Mayat-mayat yang ada di tempat ini dikeringkan pada rak pipa keramik. Untuk menjaga keutuhan, mayat dan tempatnya dicuci dengan menggunakan cuka. Beberapa mayat juga ada yang dibalsem dan ditutup lemari kaca. Para bikhu yang diawetkan tetap menggunakan pakaian sehari-hari mereka dan kadang tali pakaiannya digunakan untuk ritual penebus dosa.
4. Museum Di Provinsi Hunan Cina
Museum sebagai tempat wisata yang memiliki koleksi mumi, juga ada di Provinsi Hunan Cina. Museum ini didirikan setengah abad lalu atau tepatnya pada tahun 1956. Untuk bisa melihat koleksi di museum ini, termasuk sesosok mumi wanita, setiap pengunjung dikenakan tiket masuk. Aturan itu sudah diberlakukan sejak maret 2008 lalu. Selain untuk menambah pendapatan, aturan tersebut dibuat sebagai bentuk pengamanan terhadap koleksi museum. Hingga Maret 2009, museum Provinsi Hunan ini sudah dikunjungi hampir 1,6 juta pengunjung.
Di museum ini, sebuah mumi wanita bernama Xin Zhui yang merupakan istri Han Marquis disimpan. Mumi tersebut diperkirakan meninggal antara tahun 178 hingga 145 sebelum masehi. Mumi Xin Zhui atau yang disebut Lady Dai pertama kali ditemukan oleh para pekerja di Cina pada tahun 1971. Saat itu, para pekerja sedang melakukan penggalian untuk membuat tempat perlindungan dari serangan udara dekat Kota Changsa. Selain mumi Lady Dai, para pekerja juga menemukan makam dinasti han yang berisi lebih dari 1.000 artefak.
5. Lembah Baliem Di Papua
Wisata mumi ternyata tidak hanya ada di luar negeri. Di Indonesia atau tepatnya di Lembah Baliem Papua juga terdapat mumi. Bahkan, keberadaan mumi tersebut menjadi daya tarik bagi para pelancong yang datang ke tanah Papua. Di Kabupaten Jayawijaya, sedikitnya ada dua mumi kepala suku yang sudah dijadikan obyek benda bersejarah. Kedua mumi tersebut bernama Winmontok Mabel di Desa Jiwika dan mumi Werapak Elosak di Desa Aikima. Kini, mumi kepala suku yang dapat disaksikan masyarakat luar bertambah menjadi tiga dengan adanya Mumi Aloka Hubi di Desa Araboda Kampung Bauntagima Distrik Assologaima Kabupaten Jayawijaya. Mumi ini diperkirakan berusia 350 tahun.
Selama ini, mumi-mumi tersebut dikeramatkan keluarga dan keturunannya, sehingga tidak diijinkan untuk dikunjungi atau dipamerkan kepada masyarakat umum. Mumi tersebut diletakan dalam bungkusan kawat khas lalu ditempatkan dekat dengan perapian guna menjaga kehangatan dan serangan hama tikus yang telah menggerogoti sebagian tubuh mumi tersebut. Menurut keterangan warga setempat, Kepala Suku Perang Alouka Hubi Rela mengorbankan dirinya saat wafat agar dikeringkan dan dijadikan mumi. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan suku yang berada di Lembah Baliem Wamena yang saat itu tergenang banjir.
SUMBER :http://www.kliktoday.com
No comments:
Post a Comment
Bijak berkomentar, bijak pula dikomentari.