PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan
ekonomi yang memang terus berjalan dan meningkat tiap tahun di Indonesia
dibarengi juga dengan kemiskinan yang tiap tahun meningkat. Ini terjadi
diakibatkan adanya ketidakmerataan pembangunan yang dilakukan terutama pada
wilayah perkotaan dan pedesaan. Menurut riset pemerintah, di wilayah pedesaan
kemiskinan menurun, tetapi di perkotaan kemiskinan semakin meningkat. Mengapa
ini dapat terjadi karena adanya kekuatan kapitalis di perkotaan yang semakin
menekan kehidupan orang dibawah rata-rata pendapatan yang menggeser roda pergerakan permintaan dan
penawaran sehingga timbul harga pasar yang cukup melambung tinggi. Tidak
meratanya distribusi pendapatan memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang
merupakan awal dari munculnya masalah kemiskinan. Di negara maju seperti Indonesia, masalah
kemiskinan sangat sulit diatasi
dikarenakan banyak kesenjangan pembangunan yang terjadi yang dipengaruhi
oleh luas wilayah dan jumlah penduduk.
Rumusan Masalah
Berdasar
latar belakang di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :
- Apa yang menyebabkan kemiskinan semakin meningkat , padahal pertumbuhan ekonomi semakin tinggi ?
- Apa yang menjadi koreksi terhadap pembangunan berkelanjutan yang telah dijalankan selama ini ?
- Bagaimana cara mengatasi berbagai permasalahan ekonomi terutama tidak stabilnya antara pertumbuhan ekonomi dan masalah kemiskinan ?
- Mengetahui penyebab masalah kemiskinan yang terjadi. Padahal, bila ditinjau dari sisi lain pertumbuhan ekonomi semakin tinggi.
- Menjadi bahan pertinjauan evaluasi dari pembangunan berkelanjutan yang telah dijalankan selama ini.
- Mengetahui dan mengidentifikasi penyelesaian masalah dalam pembangunan berkelanjutan
- Masalah Tekanan Penduduk. Adanya pengangguran terutama di desa-desa, kenaikan jumlah penduduk yang pesat dan tingkat kelahiran yang tinggi menyebabkan penuruanan tingkat konsumsi rata-rata dan tangungan lebih besar mengakibatkan pendapatan penduduk menurun.
- Akses Kesejahteraan. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat serta asumsi ekonomi lain yang membaik ternyata tidak berjalan seiring dengan membaiknya kehidupan masyarakat terutama kaum miskin, karena pertumbuhan tersebut hanya dirasakan oleh masyarakat menengah ke atas. akses untuk meningkatkan kehidupan rakyat miskin justru semakin sulit dicapai seperti pendidikan yang semakin mahal, biaya kesehatan yang tinggi dan makanan bergizi yang sulit dibeli.
- Tidak Adanya Kesinambungan. Tidak sejalannya kenaikan pertumbuhan ekonomi dengan penurunan kemiskinan, menurut Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Slamet Sutomo karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya didukung oleh sektor jasa ketimbang industri manufaktur.
- Distribusi Pendapatan Tidak Merata. Masalah lain yang dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian terkonsentrasi di kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hak penguasaan sector industry, perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat. Hal ini disebabkan sistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga potensi daerah kurang diperhatikan. Melalui perubahan sistem perundang-undangan pemerintah Indonesia mulai memperbaiki sistem perekonomian negara. Sistem perundang-undangan yang memihak praktik monopoli mulai dihapus. Di samping itu, untuk mengurangi kesenjangan pembangunan antara pemerintah pusat dan daerah, diberlakukan undang-undang otonomi daerah. Daerah diberi kebebasan untuk mengembangkan potensi dan pemerintah pusat tidak lagi terlalu campur tangan dalam urusan rumah tangga pemerintah daerah.
PEMBAHASAN
Kemiskinan dan Pembangunan Berkelanjutan
Saat ini, pemerintah
menetapkan bahwa penanggulangan kemiskinan merupakan prioritas tertinggi. Hal
ini termuat dalam UU 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Sasarannya adalah mengurangi jumlah penduduk miskin absolut secara
berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan
yang mengutamakan kesejahteraan manusia terlebih dahulu merupakan koreksi
terhadap pembanguna yang telah dijalankan, yaitu hasil yang dicapai di samping
pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga dibarengi dengan dengan kemiskinan yang
semakin meningkat. Terdapat banyak kesenjangan di berbagai wilayah Indonesia
dalam pendapatan yang sangat besar antara penduduk kaya dan penduduk miskin.
Bahkan dalam cakupan seluruh dunia juga secara ekstrem ditemukan bahwa 3 orang
terkaya di dunia berpendapatan lebih besar dari 48 negara berkembang di dunia.
Kekayaan bersih 200 orang terkaya di dunia menigkat dari US$ 440 menjadi US$ 1
triliun. Sebesar 4% dari harta kekayaan mereka dapat mengatasi kemiskinan di
seluruh dunia.
Disini kita perlu
minanjau dari perspektif pembangunan berkelanjutan Indonesia, dimana kekurangan
kita adalah pada sumber daya manusia dan infrastrukturnya, sehingga sumber daya
alam yang melimpah tidak dapat dikelola dengan maksimal. Seharusnya diharapkan
adanya pengelolaan SDA yang lebih dioptimalkan, meningkatkan manajemen aset
kita baik dengan dukungan infrastruktur yang memadai yaitu undang-undang HKN
dan BMAN. Apalagi bila konsep bupati/walikota sebagai CEO dapat dilaksanakan
dengan baik sehingga pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di daerah-daerah
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Penyususnan neraca yang memuat nilai
potensi dan nilai ekstisting sumber daya daerah berdasar konsep pembangunan
berkelanjutan yaitu SDA, SDM dan infrastruktur merupakan dasar yang kokoh dalam
mengoptimalkan sumber daya daerah. Hal ini akhirnya akan mampu mengatasi
masalah kemiskinan di daerah-daerah. Adanya pemerataan pembangunan dan
distribusi pendapatan. Ini merupakan
penyelesaian yang konstruktif untuk menyelesaikan masalah kemiskinan, dimana
masalah kemiskinan akan dengan sendirinya terselesaikan. Memang ini akan
membutuhkan waktu yang tidak pendek.
Pertumbuhan Ekonomi Perlu Dibarengi Pengentasan Kemiskinan
Dalam realitanya,
pembangunan berkelanjutan di Indonesia masih belum merata sehingga menimbulkan
kesenjangan. Memang tidak dapat dipungkiri Badan Pusat Statistik (BPS)
melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen di 2016. Angka
ini lebih tinggi dari 2015 yang dikoreksi sebesar 4,88 persen. Sementara nilai
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp 2.385,6
triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga berlaku (ADBH) mencapai Rp3.194,8
triliun. pertumbuhan ekonomi nasional antara lain dipengaruhi kondisi
perekonomian global di kuartal IV yang menunjukkan peningkatan, namun
pertumbuhannya belum merata. Ada pendapat, apabila pertumbuhan ekonomi tinggi,
secara otomatis seluruh masyarakat akan tambah sejahtera serta kemiskinan
berkurang. Benarkah analisis tersebut? Mungkin benar, tetapi tidak sepenuhnya,
atau bahkan mungkin sebaliknya.
Salah satu tantangan
pembangunan adalah memacu dan menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi yang
selalu dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat. Tantangan ini
tidak hanya pada tingkat nasional, tetapi juga di tingkat Daerah Kabupaten
Kota. Tidak meratanya
pembangunan nasional yang dilakukan, sehingga timbulnya kemiskinan meskipun
pertumbuhan ekonomi semakin tinggi.
Konsep Ekonomi Islam sebagai Solusi Permasalahan
Fakta yang terjadi dalam
globalisasi dalam kaitannya dengan konsep ekonomi islam bila kita cermati dapat
memberi solusi atas masalah perekonomian yang terjadi seperti kesenjangan
ekonomi dengan konsep zakat, infak, sedekah dll. Konsep ekonomi islam mempunyai
kelebihan mutlak karena mendasarkan diri pada wahyu Allah dan bukan semata-mata
ciptaan manusia. Sistem ekonomi Islam dapat menjaga stabilitas ekonomi suatu
negara dan pembangunan bangsa. Hitungan 2,5% yang ditentukan sebagai zakat
dalam konsep ekonomi islam bila diterapkan secara komprehensif dan
terkoordinasi dengan baik akan sangat efektif seperti pemberian subsidi dan
pemerataan pendapatan.
Zakat, infaq, shodaqoh
merupakan instrumen yang dapat mensejahterakan masyarakat kurang mampu. Dengan
demikian diharapkan dapat menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Bukan
makmur baru adil seperti yang dianut kapitalisme liberal. Merupakan instrumen
strategis dari sistem perekonomian Islam yang memberikan kontribusi besar dalam
menangani masalah kemiskinan dan masalah sosial dengan adanya pemerataan.
Adapun solusi lainnya
yaitu larangan riba, dengan menjadikan sistem bagi hasil dengan instrumen
mudharabah dan musyarakah sebagai sistem yang diterapkan dalam kredit beserta
instrumen bunganya. Bunga bank memberikan dampak negatif pada kegiatan ekonomi
dan sosial Secara ekonomi, bunga bank menjadikan pertumbuhan ekonomi yang semu
dan menurunkan kinerna perekonomian. Dari segi sosial akan membuat masyarakat
terbebani dengan bunga yang besar. Melalui larangan riba ini, maka pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi diharapkan akan terus meningkat.
Maka, melalui penerapan
sistem ekonomi Islam dalam mengatasi krisis ekonomi global, negara akan menjadi
lebih stabil dan adil. Kerugian dan bahaya sistem ekonomi liberal telah
terbukti di berbagi negara. Sistem ekonomi Islam merupakan solusi yang dapat
mengatasi krisis ekonomi dunia, sehingga tercipta kesejahteraan yang adil dan
merata.
KESIMPULAN
Dari berbagai penjabaran
diatas, terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi yang meningkat serta asumsi ekonomi
lain yang membaik ternyata tidak berjalan seiring dengan membaiknya kehidupan
masyarakat terutama kaum miskin, karena pertumbuhan tersebut hanya dirasakan
oleh masyarakat menengah ke atas. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah untuk membantu masyarakat seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas), bantuan operasional sekolah (BOS) dan lainnya belum cukup untuk
membawa masyarakat kecil keluar dari garis kemiskinan. Para pakar sepakat bahwa kasus “kemiskinan
yang semakin tinggi di tengah pertumbuhan yang tinggi dan stabil” dapat
dikurangi atau dihilangkan dengan kebijakan pembangunan yang tepat yang dilaksanakan
secara tepat pula. Pilihan Program Kegiatan SKPD yang tertuang dalam APBD serta
kualitas pelaksanaannya dapat mengurangi atau malah menghilangkan kasus di
atas, tergantung pada kualitas perencanaan dan implementasi kebijakan daerah.
Munculnya kasus yang
sedang kita bahas ini telah menjadi isu global dan telah dikaji dan ditangani
secara lintas sektor, lintas ilmu, dan lintas negara ini ternyata masih terus
menjadi permasalahan sampai saat ini. Pemecahan masalah ini harus secara
simultan dilaksanakan, baik jangka panjang dan secara struktural dengan penerapan
konsep pembangunan berkelanjutan, maupun jangka pendek dengan cara subsidi dan
bantuan. Bila memungkinkan marilah kita bersama-sama merenungkan, terutama para
pakar ekonomi, bila sudah tahu bahwa konsekuensi dari konsep kapitalis adalah
kesenjangan yang menimbulkan kemiskinan, kenapa tidak mencoba memikirkan dan
menerapkan konsep ekonomi islam.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Maruli, Aditia. “Pertumbuhan
Ekonomi Perlu Dibarengi Pengentasan Kemiskinan”. 19 Oktober 2010.http://www.antaranews.com/berita/228963/pertumbuhan-ekonomi-perlu-dibarengi-pengentasan-kemiskinan.
Diakses 8 Mei 2017.
Mandiri, Swa. “Perekonomian
Daerah tumbuh stabil, tetapi mengapa kemiskinan juga bertambah ?”. 28 Oktober
2010. https://swamandiri.wordpress.com/2010/10/28/perekonomian-daerah-tumbuh-stabil-tetapi-mengapa-kemiskinan-juga-bertambah/.
Diakses 8 Mei 2017.
Siregar, Doli. 2004.
“Manajemen Aset”. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.
No comments:
Post a Comment
Bijak berkomentar, bijak pula dikomentari.