Menurut cerita Anas bin Rabi'i (bukan hadist Nabi, tetapi hanyalah cerita anas sendiri) mengatakan, bahwa pada zaman Nabi Idris dahulu, para malaikat yang berada di alam malakut sama sependapat bahwa bangsa manusia anak cucu Adam memang mahluk yang durhaka, tidak mau taat kepada Allah. Buktinya adalah bahwa semua amal atau catatan amal-amal yang setiap hari dilaporkan dibawa ke Sidhratul Munthaha atau alam langit atas, menunjukan bahwa manusia itu mahluk yang durhaka, karena semua catatan itu buruk adanya, yaitu amal yang selalu banyak yang jelek daripada amal yang baik. Kata para malaikat selanjutnya, "Mengapa manusia yang demikian buruk amalnya itu dahulu bisa mendapat tugas dari Allah menjadi khalifah di muka bumi, mendapat anugerah, ditugaskan menjadi wakil Allah ? sedangkan kita bangsa malaikat dahulu diwajibkan sujud kepada Adam sewaktu dia baru diciptakan Allah dari tanah liat ? Padahal sekarang ini anak cucu adam sama durhaka kepada Allah, melanggar semua aturan-aturan Allah, demikian maka memnag benar teori kami atau ramalan kami dahulu, bahwa kami pada mulanya dahulu menentang akan kebijaksanaan Allah tentang kekhalifahan Adam dan tidak mau sujud kepadanya. Tetapi apa daya, kami kalah di dalam suatu ujian dengan Adam, maka kami sujud kepadanya."
Demikianlah para malaikat bermusyawarah atau dalam suatu omong-omong diantara mereka. Allah mengetahui semua akan pembicaraan para malaikat tentang anak cucu Adam itu, kemudian Allah bersabda kepada para malaikat, "Andaikan kamu sekalian (malaikat) menjadi manusia di muka bumi, mungkin juga melakukan perbuatan sebagaimana yang diperbuat oleh bangsa manusia itu, yakni berbuat jahat dan durhaka, melanggar perintah-Ku."
Para malaikat menjawab dengan cepat, "Sungguh tuhan, kami tidak akan durhaka bila dijadikan manusia, kami akan tetap berbakti sebagaimana biasanya dan kami sanggup menjadi manusia yang baik."
Allah kemudian bersabda kepada para malaikat supaya memilih dua malaikat di antara mereka yang paling pilihan dan akan dijadikan manusia yang hidup sebagaimana manusia di muka bumi, berkumpul dan hidup bersama-sama bangsa manusia. Para malaikat memilih dua di antara bangsanya. Setelah diteliti dengan seksama, maka jatuhlah pilihan kepada dua malaikat yang bernama malaikat Harut dan Marut. Harut aslinya bernama Ijza, dan nama aslinya Marut ialah Ta'zaja.
Karena kedua malaikat Harut dan Marut itu sekarang telah mempunyai tugas dan kewajiban sebagaimana manusia, maka keduanya diberi atau dikenakan watak dan sifat sebagaimana manusia, seperti umpamanya mempunyai naluri lapar, haus, nafsu syahwat terhadap lawan jenisnya, tidur, mengantuk, senang, benci, membalas dendam, dengki, hasad, sombong, dll.
Cobaan dan Hukuman
Percobaan pertama yang diterima oleh kedua malaikat Harut dan marut adalah ada seorang wanita cantik yang menggoda kepada mereka, diajak berbuat zinah, Wanita tersebut berasal dari bangsa Persi yang memang memenuhi syarat menjadi wanita yang cantik, merengek minta dibelas-kasihani dan minta dilayani. Harut dan Marut dirayu dan dibujuk agar mau melayani nafsu syahwatnya. tetapi kedua malaikat itu menolak dengan tegas. Satu kali ditolak, dua kali ditolak, tiga kali juga masih ditolak. Namun, makin lama semakin berubah hati dan pikirannya. Pada akhirnya wanita cantik tersebut berhasil menggoda dan keduanya terbujuk rayu dan menzinahi wanita Persi tersebut.
Makin lama kedua malaikat tersebut terus berbuat maksiat yang mendatangkan dosa kecil, Bahkan mencuri dan berzina mereka lakukan yang sejatinya mendatangkan dosa besar.
Menurut cerita Anas bin Rabi'i tadi, wanita Persi kemudian mendapat hukuman dari Allah, disabda atau dicipta menjadi bintang Zuhra. Harut dan Marut mendapat hukuman berat juga, yaitu tidak dapat terbang lagi ke atas langit atau ke atas 'arasy. tetapi keduanya mengajukan protes di hdapan Nabi Idris. Nabi Idris menerima permintaan atau protes harut dan Marut dan melangsungkan hal ini ke hadirat Allah, agar mereka diberi ampun oleh Allah. Sungguh, Harut dan marut diterima tobatnya, tetapi keduanya harus memilih di antara du aperkara, yaitu pilih disiksa di dunia ini sebelum datang hari kiamat atau menerima siksa besok kalau sudah ada di akhirat nanti.
Harut dan Marut memilih disiksa di alam dunia saja. lantas keduanya digantung di atas sumur barhud di dalam negeri Babil. Keduanya di balik badannya, kepala di bawah, kakinya di atas.
Demikianlah cerita harut dan Marut menurut keterangan Anas bin Rabi'i. Cerita ini kemudian dihubungkan dengan tersebarnya ilmu sihir, bahwa Harut dan Marut juga mempunyai peranan di dalam tersebarnya ilmu sihir. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam ayat 102 surat Al-Baqarah di atas bahwa mereka menjadi sumber pula dari ilmu sihir. Walaupun maksud dari Harut dan marut itu mendidik manusia saat itu supaya jangan sampai mengamalkan atau menggunakan ilmu sihir. Wallahu A'lam Bish-Shawabi.
Referensi
Hasyim, Umar. 1991. Syetan Sebagai Tertuduh Dalam Masalah Sihir, Tahayul, Pedukunan, dan Azimat. Surabaya: PT. Bina Ilmu.
Terima kasih. Semoga bermanfaat. Mohon kritik dan saran untuk segala hal demi kenyaman, kelancaran, dan kemudahan bersama.
Apakah ada dalilnya? Ayat berapa dan haditsnya sahih tidak?
ReplyDeletedicoba keberuntungannya bersama kami, menangkan uang jutaan rupiah, hanya dengan minimal deposit 10.000
ReplyDeleteyuk bergabung segera dengan kami di dewapk^^ segera di add pin bb kami D87604A1 :* :*
bosan tidak tahu mesti mengerjakan apa ^^
ReplyDeletedaripada begong saja, ayo segera bergabung dengan kami di
F*A*N*S*P*O*K*E*R cara bermainnya gampang kok hanya dengan minimal deposit 10.000
ayo tunggu apa lagi buruan daftar di agen kami ^^