Banyak orang yang sangat
memperhatikan penampilan lahiriah. Ketika baju terkena sedikit noda,
akan segera dicuci dan tidak rela membiarkan noda tadi membandel.
Sejatinya perilaku seperti ini tidaklah mengapa. Sebab Islam memang menyukai penampilan yang indah dan mencintai kebersihan. Dalam sebuah hadits sahih disebutkan,
إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ
“Sesungguhnya Allah Maha indah dan mencintai keindahan” (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ûd radhiyallahu’anhu).
Namun, amat disayangkan, kerap perhatian kita terhadap kebersihan luar tidak sebanding dengan perhatian kita terhadap kebersihan dalam. Alias
kita lebih memperhatikan penampilan lahiriah dibanding penampilan
batin. Padahal dampak buruk kotornya hati, jauh lebih berbahaya
dibanding dampak kotornya baju. Sebab akan terasa hingga di akhirat.
Perlu diketahui, bahwa sebagaimana noda di atas baju jika dibiarkan
akan membandel. Begitu pula halnya saat noda dalam hati tidak segera
dibersihkan. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menjelaskan,
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي
قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ
سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ،
وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى
قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
“Jika seorang hamba melakukan satu dosa, niscaya akan ditorehkan di hatinya satu noda hitam. Seandainya dia
meninggalkan dosa itu, beristighfar dan bertaubat; niscaya noda itu
akan dihapus. Tapi jika dia kembali berbuat dosa; niscaya noda-noda itu
akan semakin bertambah hingga menghitamkan semua hatinya. Itulah penutup
yang difirmankan Allah, “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa
yang selalu mereka lakukan itu telah menutup hati mereka” (QS. Al-Muthaffifin: 4). (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinilai hasan sahih oleh Tirmidzi).
Bukanlah aib manakala seorang hamba terjerumus kepada perbuatan dosa,
sebab tidak mungkin manusia biasa suci dari dosa. Namun aib itu
bilamana setelah terjerumus kepada perbuatan dosa, seorang insan tidak
segera memperbaikinya, malah justru ia semakin tenggelam dalam kubangan
dosa. Nabiyullah shallallahu’alaihi wasallam menasehatkan,
اتَّقِ اللَّهَ حَيْثُ كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Bertakwalah kepada Allah kapanpun dan di manapun engkau
berada. Serta iringilah perbuatan buruk dengan kebajikan supaya ia bisa
menghapuskannya” (HR. Tirmidzy dari Abu Dzar radhiyallahu’anhu. Hadits ini dinyatakan sahih oleh Al-Hakim).
Mari kita berusaha untuk terus menerus menjaga kebersihan hati kita.
Tidak hanya sekedar memperhatikan kebersihan pakaian luar kita!
اللَّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا
“Ya Allah karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya”. (HR. Muslim dari Zaid bin Arqam radhiyallahu’anhu).
No comments:
Post a Comment
Bijak berkomentar, bijak pula dikomentari.